Lahirnya Ekonomi Kapitalisme
Motivasi teori modernisasi untuk
merubah cara produksi masyarakat berkembang sesungguhnya adalah usaha merubah
cara produksi pra-kapitalis ke kapitalis, sebagaimana negara-negara maju sudah
menerapkannya untuk ditiru. Selanjutnya dalam teori dependensi yang bertolak
dari analisa Marxis, dapat diakatakan hanyalah mengangkat kritik terhadap
kapitalisme dari skala pabrik (majikan dan buruh) ke tingkat antar negara
(pusat dan pinggiran), dengan analisis utama yang sama yaitu eksploitasi.
Demikian halnya dengan teori sistem dunia yang didasari teori dependensi,
menganalisis persoalan kapitalisme dengan satuan analisis dunia sebagai hanya
satu sistem, yaitu sistem ekonomi kapitalis Perkembangan kapitalisme pada
negara terbelakang menjadi sebuah topik yang menarik untuk dikaji. Gejala kapitalisme
dianggap sebagai sebuah solusi untuk melakukan pembangunan di negara
terbelakang.
Teori sistem dunia yang
disampaikan oleh Wallerstein merupakan keberlanjutan pemikiran Frank dengan
teori dependensinya. Pendapat Frank, Sweezy dan Wallerstein mengacu pada model
yang dikenalkan oleh Adam Smith. Menurut Smith, pembangunan yang dilakukan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat memiliki kesamaan dengan
pembangunan produktivitas tenaga kerja. Produktivitas tenaga kerja merupakan
sebuah fungsi yang berhubungan dengan tingkat pembagian kerja. Konsep inilah
yang kemudian memunculkan pembedaan mode produksi menjadi sektor pertanian dan
manufaktur. Konsep ini kemudian semakin berkembang dengan munculnya pembedaan
desa dan kota sebagai sebuah mode produksi yang berbeda Inti pemikiran Smith
adalah bahwa proses produksi dan distribusi ini harus lepas dari campur tangan
pemerintah dan perdagangan bebas. Proses ekonomi hanya akan berjalan melalui
tangan-tangan tak kelihatan yang mengatur bagaimana produksi dan distribusi
kekayaan ekonomi itu berjalan secara adil. Biarkan para pengusaha, tenaga
kerja, pedagang bekerja mencari keuntungan sendiri. Siapapun tak boleh
mencampurinya, karena ekonomi hanya bisa muncul dari perdagangan yang adil.
Karenanya, pemerintah harus menjadi penonton tak berpihak. Ia tak boleh
mendukung siapapun yang sedang menumpuk kekayaan pun yang tak lagi punya
kekayaan. Tangan-tangan yang tak kelihatan akan menunjukkan bagaimana semua bekerja
secara adil, secara fair. Pandangan teori sistem dunia yang menganggap dunia
sebagai sebuah kesatuan sistem ekonomi kapitalis mengharuskan negara pinggiran
menjadi tergantung pada negara pusat. Tansfer surplus dari negara pinggiran
menuju negara pusat melalui perdagangan dan ekspansi modal.
Secara tidak langsung teori ini
memang mendukung pernyataan Smith yang memusatkan perhatian pada tatanan kelas.
Kenyataan yang terjadi dalam proses kapitalisme telah menimbulkan dampak berupa
pertumbuhan ekonomi yang terjadi karena arus pertukaran barang dan jasa serta
spesialisasi tenaga kerja. Kerangka pertukaran barang dan jasa serta
spesialisasi tenaga kerja ini terwujud dalam bentuk peningkatan produktivitas
yang lebih dikenal dengan konsep maksimalisasi keuntungan dan kompetisi pasar.
Kapitalisme sebagai suatu sistem ekonomi yang memungkinkan beberapa individu
menguasai sumberdaya vital dan menggunakannnya untuk keuntungan maksimal.
Maksimimalisasi keuntungan menyebabkan eksploitasi tenaga kerja murah, karena
tenaga kerja adalah faktor produksi yang paling mudah direkayasa dibandingkan
modal dan tanah. Lebih jauh, dalam wacana filsafat sosial misalnya, kapitalisme
dipandang secara luas tak terbatas hanya aspek ekonomi, namun juga meliputi
sisi politik, etika, maupun kultural. Kapitalisme pada awalnya berkembang bukan
melalui eksploitasi tenaga kerja murah, melainkan eksploitasi kepada kaum
petani kecil. Negara terbelakang merupakan penghasil barang mentah terutama
dalam sektor pertanian. Kapitalisme masuk melalui sistem perdagangan yang tidak
adil dimana negara terbelakang menjual barang mentah dengan harga relatif murah
sehingga menyebabkan eksploitasi petani. Masuknya sistem ekonomi perdagangan
telah menyebabkan petani subsisten menjadi petani komersil yang ternyata
merupakan bentuk eksploitasi tenaga kerja secara tidak langsung. Perkembangan
selanjutnya telah melahirkan industri baru yang memerlukan spesialisasi tenaga
kerja. Kapitalisme yang menitikberatkan pada spesialisasi tenaga kerja dan
teknologi tinggi membutuhkan tenaga kerja yang terampil dan menguasai teknologi.
Keadaan ini sangat sulit terwujud pada negara pinggiran. Proses ini hanya akan
melahirkan tenaga kerja kasar pada negara pinggiran, sedangkan tenaga kerja
terampil dikuasai oleh negara pusat. Ketidakberdayaan tenaga kerja pada negara
pinggiran merupakan keuntungan bagi negara pusat untuk melakukan eksploitasi.
Ekspansi kapitalisme melalui investasi modal dan teknologi tinggi pada negara
pinggiran disebabkan oleh tersedianya tenaga kerja yang murah. Kapitalisme yang
menjalar hingga negara terbelakang menjadikan struktur sosial di negara
terbelakang juga berubah. Kapitalisme memunculkan kelas sosial baru di negara
terbelakang yaitu kelas pemilik modal. Berkembangnya ekonomi kapitalis ini
didukung oleh sistem kekerabatan antara mereka.
Kelas borjuis di negara terbelakang
juga dapat dengan mudah memanfaatkan dukungan politik dari pemerintah. Sebagai
sebuah kesatuan ekonomi dunia, asumsi Wallerstein akan adanya perlawanan dari
negara terbelakang sebagai kelas tertindas oleh negara pusat menjadi hal yang
tidak mungkin terjadi. Kapitalisme telah menciptakan kelompok sosial borjuis di
negara terbelakang yang juga menggunakan kapitalisme untuk meningkatkan
keuntungan ekonomi mereka, sehingga sangat tidak mungkin mereka melakukan
perjuangan kelas. Gagasan Marx tentang tahapan revolusi ternyata runtuh. Marx
menyatakan bahwa negara terbelakang akan memerlukan dua tahap revolusi, yaitu
revolusi borjuis dan revolusi sosialis. Revolusi borjuis dilakukan oleh kelas
borjuis nasional untuk melawan penindasan oleh negara maju dan kemudian baru
berlanjut pada revolusi sosialis oleh kelas proletar. Asumsi ini runtuh karena
kelas borjuis nasional ternyata tidak mampu lagi melaksanakan tugasnya sebagai
pembebas kelas proletar dari eksploitasi kapitalisme, karena kelas borjuis
nasional sendiri merupakan bentukan dan alat kapitalisme negara maju. Dari
uraian di atas terlihat bahwa kapitalisme yang pada awalnya hanyalah perubahan
cara produksi dari produksi untuk dipakai ke produksi untuk dijual, telah
merambah jauh jauh menjadi dibolehkannya pemilikan barang sebanyak-banyaknya,
bersama-sama juga mengembangkan individualisme, komersialisme, liberalisasi,
dan pasar bebas. Kapitalisme tidak hanya merubah cara-cara produksi atau sistem
ekonomi saja, namun bahkan memasuki segala aspek kehidupan dan pranata dalam
kehidupan masyarakat, dari hubungan antar negara, bahkan sampai ke tingkat
antar individu. Sehingga itulah, kita mengenal tidak hanya
perusahaan-perusahaan kapitalis, tapi juga struktur masyarakat dan bentuk
negara. Upaya untuk memerangi kapitalisme bukan dengan sistem ekonomi sosialis
namun dengan kemandirian ekonomi atau swasembada
sumber:
http://ibonk.student.umm.ac.id/category/artikel-ekonomi/